Selamabeberapa minggu, kehidupan kami kembali normal, namun tiba tiba pada suatu malam aku merasa begitu bernafsu, walaupun baru saja selesai berhubungan intim dengan suamiku, dan entah dorongan apa yang membuatku hingga berani 'meminta'. "Mas.. Aku.. Ingin..", kalimatku hampir tak selesai. "Hm.. Ingin.. Lamaposisi duduk itu berlangsung sampai akhirnya tubuh Pak Yonas semakin gencar menyodok vaginaku, gerakannya semakin cepat. Pak Yonas menghempaskan tubuhku kembali terlentang ditempat tidur, tubuhnya mengejang dan memeluk rapat tubuhku sampai aku hampir tak bisa bernafas. Lalu kurasakan semburan hangat dengan kencang membentur dinding rahimku. Cerita17 tahun Siswi SMA yang Nakal Namaku adalah Andi (bukan nama yang sebenarnya), dan aku kuliah di salah satu universitas swasta di Bandung. Aku berasal dari luar daerah dan aku tinggal di kost. Aku pun termasuk orang yang berada, serta sangat menjalankan keagamaan yang kuat. Apalagi untuk mencoba narkoba atau segala macam, tidak deh. tibatiba aku tersentak melihat pantatnya yang bulat. Vaginanya terjepit diantara kedua belah pahanya. Terlihat wajah kedua suami istri itu cemas dengan apa yang akan kulakukan. Mereka heran bagaimana bisa sang nyonya tidak mengenakan celana dalam lagi. Perlaha kudekatkan wajahku ke belahan pantat dan vagina si nyonya yang terjepit pahanya. KontrakanParmi siang gini sepi, semua pengguhinya. Kata Parmi, 4 orang yang tinggal disitu adalah karyawan-karyawan. Hanya 1 orang yang mahasiswa, itupun sambil kerja juga. "Mi, kamu tau rumah kang legimin itu" Tanyaku "Aku mau nginep di rumah dia ni" "Wah.. aku nggak tau mas, aku jarang ketemu kang legimin kog. D42U. Haruskah kita sedih atau gembira melihat keadaan ini …? teman benar-benar saatnya kini kita sadar kita dan meninggalkan semua keburukan menuju kebaikan, dan saling ajak mengajak ke kebaikan, mendirikan sholat terutama dengan berjamaah, barangsiapa yang mengawali ke kebaikan maka ia akan medapat pahala orang yang mengamalkannya dan barangsiapa yang megajak ke keburukan dia juga akan mendapat dosa orang yang mengamalkannya mari teman kita bertobat tinggalkan segala keburukan Para moderator, admin, tolong fikirkan kembali kegiatan kita ini Kita tanya hati nurani tegakah kita bawa orang lain ke keburukan …? Já narrei quatro casos que aconteceram comigo. A partir deste só me referirei a momentos pontuais. Bem vamos lá morando em Recife, e um bairro de classe média, com 16 anos na época. E quem leu algumas de minhas narrativas viu que apesar do tempo onde havia muito preconceito 1970 eu estava adiante. Bem na época a domestica de nossa casa Maria D. de 32 anos, era minha parceira de putaria. Já tínhamos ido para cama com uma garota de minha idade, a qual tirei os cabaços de boceta e cu. De Maria também seu cu. Bem nossa parceira Marl. havia se mudado de nosso bairro, e naquele momento só fodia com Maria D. Em nossa rua tinha uma senhora de uns sessenta anos na época, que inclusive era minha madrinha não sei do que . Ela era uma das mais antigas moradoras. Me viu nascer. Ela tinha uma sobrinha que morava no interior que estava tendo problemas com o namorado, e ela resolveu trazer a mesma p/Recife. A sobrinha era de nome Vera fictício . Morena clara de uns meia cheinha, pernas bem grossas, peitinhos médios, bunda bem avantajada, sem um pingo de barriga, bem lisinha. Dona Bia fictício , a sua tia por ter muita amizade com Maria D. pediu para que ela conversasse com Vera, na tentativa dela esquecer o marmanjo, que não valia um vintém. Logo a quem! fez amizade com Vera. Chegando a fazer sua cabeça, e as duas passaram a sacanagem. Ai fez a cabeça de Vera para que eu participasse. A primeira vez, ela ficou encabulada, houve muito pouca sacanagem. Ela nem me deixou comer sua bocetinha, que na real até hoje não vi uma mais bonita. Quando ela viu eu e fodendo ficou doidinha. Falou a que da próxima faria tudo que ela quisesse. Ai foi. Dias depois marcamos a tarde em minha casa no quarto de como sempre. Vera chegou, começamos nas peliminares, ela encantada conosco eu e quando chegou sua hora ela já estava toda gozada, devido a chupada que lhe dera. Fui as poucos ganhando sua confiança, beijando todo seu corpo, beijei sua boceta, e fui tentar comer sua bundinha, que ela recusou. Nunca havia dado. Fomos fodendo, a colocando em diversas posições, ela só fodera com o namorado papai e mamãe. Ela adorou e a partir dai era foda quase todo dia. Ai dona Bia desconfiada de tanta atenção que estávamos dando a Vera, indagou de e esta vendo abertura contou tudo. Ela só fazia rir segundo e disse que não se importava, só tivessem cuidado com gravidez. Passado alguns dias, estávamos só eu e dona Bia em sua casa a qual eu sempre frequentava. Ela tocou no assunto, dizendo que nunca imaginava que eu fosse tão sem vergonha, tão novo e tão cafado. Fiquei sem resposta, mais ela disse tudo sorrindo. Em outra oportunidade quando estávamos novamente sozinhos, eu e dona Bia, ela falou que gostaria de ver eu com ou com Vera. Marcamos um plano. Alguns dias depois ela falou com Vera dizendo que iria resolver uns assuntos de seu açougue e que ia demorar. Eu logo após fui a sua casa e Vera achando que a tia demoraria aproveitamos e comecamos nas sacanagens. Só que dona Bia não havia saído, conforme condenado assim que entrei ela entrou escondida, e ficou nos observando as escondidas. Quando terminamos ela se chegou, como se nada vira, e pediu para Vera ir a padaria com Quando ficamos sós. Ela disse que fazia muito tempo que não tava uma gozada tão gostosa, só seria melhor se eu a fodesse. Fiquei sem reação aladissesei é loucura. Mais fodasse tudo, faz tempo que não levo uma rola. Ai fui me acostumando com a ideia, tirei sua roupa, vi que ela ainda tinha um corpo bonito, pernas grossas lisinhas, peitos grandes já começando a cair, e uma boceta tamanho de um trem, que estava depilada recente. Fui beijando e chupando seus peitos, sua barriga, a coloquei deitada de costas, comecei beijando suas costas, e comecei a ralar o cassete em sua bunda. Ela disse. Ta acustunado a comer uma bundinha né? Eu nunca dei, mais estou com vontade de deixar voçe comer, não quero morrer sem sentir uma rola dentro do meu cu. Mais hoje não. Coloquei ela de quatro empurrei de vez o cacete, ela já estava toda molhada, deu uma rebolada, gozou. Depois coloquei na posição frango assado, empurrei tudo e ela gozou novamente. Me empurrou deixando-me deitado de barriga para cima, pegou meu cassete deu uma chupada, e quando viu que ia gozar, veio para cima de mim e gozamos juntos, ela só faltando arrancar meu cassete de tanto rebolar. A partir daquele momento fudemos muitas vezes. Vera nunca soube, mais Maria D. Sim. Depois dona bia me deixou comer seu cu, e também abriu caminho para eu comer outra coroa da rua, e uma casada vizinha. Depois conto. Tubuhku terasa penuh seakan benda itu menancap tepat di rahimku, hilanglah sudah pertahanan terakhir kesucian rumah tanggaku. Tanganku mencengkram erat tubuh Pak Yonas dan menancapkan kuku-kukuku di pundaknya, perlahan tetes air mata mengalir disudut mataku yang terpejam. Lalu Pak Yonas mulai menggerakan pantatnya dan mulai mengobok-obok isi liang vaginaku."Ohh.. Alya.. nikmat sekali.. Kau.. kau.. begitu rapat.." Pak Yonas terus mengocok vaginaku maju dan mundur dan akupun semakin menikmatinya, hilang rasanya rasa pedih dihatiku terobati dengan kenikmatan yang tiada taranya. Mulutku mulai meracau mengeluarkan desahan dan ocehan."Akhh.. Pak.. Aduuh.. ohh.." lama Pak Yonas memacu birahinya dan akupun mengimbanginya dengan menggelora, sampai akhirnya kembali aku mengejang dan sambil memeluk erat tubuh Pak Yonas aku kembali menyemprotkan cairan yang meledak dalam rahimku, aku orgasme untuk yang kedua dari Pak Yonas. Untuk beberapa saat Pak Yonas menghentikan gerakannya dan memeluk erat tubuhku sambil melumat bibirku. Aku benar-benar menikmati orgasme yang kedua ini, mataku terpejam sambil kulingkarkan kedua kakiku ke pinggang Pak berapa lama kemudian Pak Yonas mencabut penisnya yang masih mengacung kokoh dari dalam rahimku."Oh.." ada sesuatu yang hilang rasanya dari ia bergerak menyamping dan membalikan tubuhku, kali ini aku pasrah dan lemah tak berdaya hanya menurut saja. Kembali ia menaiki tubuhku, kali ini dari belakang dan mulai menusuk-nusukan penisnya ke pantatku. Akupun menyambut sodokan benda tumpul itu dengan sedikit membuka kakiku dan mengangkat pantat kenyalku, cairan yang keluar dari rahimku mempermudah masuknya senjata Pak Yonas melalui jalan belakang dan kembali menancap di vaginaku. ia bergerak sambil kedua tangannya meremas payudaraku dari belakang dan menggenjotkan pantatnya menghantam liang vaginakuGesekan demi gesekan kurasakan semakin nikmat menyentuh kulit halus liang vaginaku, tanganku mencengkram erat seprei tempat tidurku yang acak-acakan."Ohh.. Alya.. sayang.. bawa aku ke puncak.. Ohh.."Pak Yonas benar-benar hebat, ia bisa bertahan lama menggauliku dengan berbagai posisi, sedangkan akupun semakin gila saja meladeni nafsu setan Pak Yonas. Untuk ketiga kalinya aku mencapai klimaks sedangkan Pak Yonas mesih saja berpacu diatas tubuhku. Sekarang pasisi tubuhku duduk dipangkuan laki-laki ini sambil mendekap dengan kepala mendongak kebelakang, leluasa ia mencumbu leherku yang mulai sudah basah dengan keringat yang keluar dari seluruh pori-pori tubuhku. Seakan tak pernah puas terus saja ia mengulum dan menjilati kedua payudaraku, kurasakan penis Pak Yonas menghujam telak keliang senggamaku yang mendudukinya. Kocokan demi kocokan yang semakin gaencar kurasakan menggesek kulir vaginaku sebelah dalam, erangan dan cengkraman menghiasi gerakannya. Kali ini aku benar-benar melepaskan seluruh hasratku yang selama ini terpendam, aku tak mempedulikan lagi siapa laki-laki yang menyetubuhiku, yang jelas aku ingin posisi duduk itu berlangsung sampai akhirnya tubuh Pak Yonas semakin gencar menyodok vaginaku, gerakannya semakin cepat. Pak Yonas menghempaskan tubuhku kembali terlentang ditempat tidur, tubuhnya mengejang dan memeluk rapat tubuhku sampai aku hampir tak bisa bernafas. Lalu kurasakan semburan hangat dengan kencang membentur dinding rahimku."Akhh.." Pak Yonas mengerang panjang sambil menekan pantatnya kebawah dengan keras, kucengkram dan kembali kulingkarkan kakiku kepinggangnya dan akupun melepaskan sisa orgasme yang masih tersisa ditubuhku. Untuk orgasme yang terakhir ini kami berlangsung hampir bersamaan, akhirnya dengan terkulai lemah tubuh Pak Yonas roboh menindih tubuhku yang lemas pula. Lama kami terdiam merasakan sisa kenikmatan itu dan akhirnya Pak Yonas mulai beringsut menjauh dari tubuhku."Terima kasih Alya sayang.." setengah sadar dan tidak kudengar Pak Yonas membisikan kata-kata itu sambil mengecup keningku. Lalu ia berdiri mengambil sesuatu dari meja riasku dan berdiri mematung di samping tempat tidur. Aku tidak tahu kapan ia pergi karena setelah itu aku tertidur karena lelah dan kantuk yang menyerangku tanpa mempedulikan keadaan kamar tidurku yang lima sore aku baru terbangun dari tidurku, tubuhku serasa hancur dan capek bukan kepalang, aku tersentak kaget begitu kulihat jam di dinding kamarku menunjukan pukul lima sore. Oh.. sebentar lagi suamiku Mas Rohan pulang bagaimana kalau ia mendapati keadaan diriku yang seperti ini dengan sisa sperma yang mulai lengket membanjir di selangkanganku. kulihat banyak sekali cairan sperma Pak Yonas keluar meleleh dari dalam vaginaku bercampur dengan cairan rahimku dan membasahi seprei tempet tidur. Setengah merangkak aku menuju kamar mandi membersihkan tubuhku dari bekas keringat dan dosa, guyuran air hangat membuat tubuhku sedikit lebih segar walaupun rasa capek itu masih tersa ditubuhku. Kulihat vaginaku memerah dan bekas cupangan nampak di payudaraku, lama aku berada di kamar mandi menunggu cairan sperma Pak Yonas keluar semua meninggalkan liang rahimku. selesai mandi cepat-cepat kubereskan tempat tidurku dang mengganti seprei serta sarung bantil guling dengan yang masih baru, aku tak ingin Mas Rohan masih termenung memikirkan kejadian siang tadi, aku mengutuk diriku sendiri dan sangat menyesal dengan hal itu. Bajingan benar Pak Yonas itu, ia telah menodai kesucian rumah tanggaku yang selama ini kujaga dengan baik. Yang lebih kusesalkan lagi akupun menikmati permainannya yang sangat nikmat. Belum pernah aku merasakan senggama sepanjang itu dengan Mas Rohan, aku bisa mencapai klimax sampai empat kali, kuakui hebat sekali permainan Pak Yonas. Jam delapan malam suamiku baru sampai dirumah."Maaf ya Sayang, aku nggak sempat pulang makan siang, soalnya ada klien dari Jepang yang mengajakku makan siang""Nggak apa-apa kok Mas.." hanya itu yang keluar dari kejadian itu telah berlalu dan akupun menutup rapat mulutku dari siapapun walaupun itu teman baikku, aku tak ingin rumah tanggaku hancur dengan perceraian gara-gara kejadian itu. Dan selama itu pula aku aku mengabdi benar-benar kepada Mas Rohan suamiku, aku ingin membalas kelakuanku itu dengan menjadi istri yang baik dan mengabdi pada suami, tapi tetap saja perasaan bersalah itu terus menghantuiku. Kadang suamiku heran dengan perubahanku yang terkadang memanjakan dirinya, selama itu pula aku selalu berada dirumah, aku takut bertemu dengan bajingan itu ketika suamiku menjamu klien yang lumayan besar disebuah restoran, kami datang dengan pasangan masing-masing dan inilah kali pertama aku bertemu dengan Pak Yonas yang ikut pada jamuan makan tersebut. Ia datang bersama teman wanitanya yang lumayan cantik, katanya ia telah resmi bertunangan dengan wanita itu. Agak grogi aku ketika bertatapan dengan matanya."Selamat malam Bu Alya apa kabar?, kenalkan ini Widya tunangan saya!".Aku diam dan bersalaman dengan tunangannya, aku heran ternyata sikapnya masih sopan dan ramah padaku seakan tidak pernah terjadi sesuatu diantara kami. Klien suamiku kali ini seorang pria yang sudah berumur dengan tubuh yang agak tambun, ia didampingi teman wanitanya yang cantik dan agak nakal, aku tahu dari sikapnya ia hanya seorang perempuan panggilan yang sengaja menemaninya. Pak Wirya nama lelaki itu, yang tidak kulupakan ia mempunyai tatapan yang nakal ketika melihatku seakan menelanjangi seluruh tubuhku dan menghempaskannya ketempat tidur. Dari gaya bicaranya pun ia terdengar agak kurang ajar dan membuatku sangat muak mendengarkannya. Tidak ada kejadian apa-apa malam itu, aku pulang dengan suamiku dan perpisah dengan pasangan Pak Wirya dan Pak menjadi kegiatan rutin Mas Rohan suamiku untuk memberikan laporan bulanan kekantor pusat di Jakarta dan hal ini kadang membuat Mas Rohan harus menginap dijakarta. Biasanya ia pulang kerumah orangtuanya dan menginap disana, dan aku terpaksa sering ditinggal sendiri di Bandung. Seperti kali ini suamiku mesti kembali ke Jakarta dan menginap disana selama tiga hari, karena katanya akan ada meeting dengan dewan komisaris hari berikutnya. Seperti biasa sore itu baru saja aku kembali dari toko swalayan untuk membeli kebutuhan dapur, ketika sampai didepan pintu rumah kudapati sebuah bungkusan kado tergeletak disana. Dengan rasa penasaran kubuka bungkusan itu dan ternyata isinya adalah sebuah VCD kaset yang bertuliskan namaku di covernya, kuperhatikan sekeliling rumahku untuk mencari orang yang meletakan VCD tersebut tapi tidak kutemukan. Bergegas aku masuk dan kunyalakan VCD player di ruang tengah tempat kami biasa menonton TV. Mataku terbelalak kaget dan tubuhku menggigil ketika menyaksikan adegan dilayar TV, seorang wanita dan seorang lelaki tengah bergumul diatas tempat tidur yang tak asing lagi bagiku. Ya.. itu adalah adegan aku dan Pak Yonas waktu itu dengan sangat jelas tergambar adegan demi lemas dan kepalaku menjadi pusing, belum aku menyadari apa yang terjadi terdengar suara telepon berdering, perlahan kudekati dan kuangkat.."Gimana Sayang..? baguskan VCDnya?" kudengar suara yang tak asing lagi di gagang telepon."Pak.. Pak Yonas.. kurang ajar.. bajingan kamu.., belum puas kamu memperkosaku..""Ah sayang, bukankah kau juga menikmatinya, sengaja VCD itu kukirim buat kenang-kenangan""Biadab aku sudah.. membuangnya..""Nggak apa-apa aku masih punya copynya kok, kalau kamu mau aku bisa mengirimkannya lagi""Bajingan..! serahkan copynya padaku, aku nggak mau benda itu dilihat orang lain""Bisa saja Sayang, asal kau mau memenuhi permintaanku..""Kau mau apa lagi dariku..""Aku cuma ingin kau menemaniku makan malam, aku ada teman yang mengajakku makan malam dan harus membawa teman wanita""Gila bagaimana kalau suamiku tahu..?""Tenang saja dia kan lagi diluar kota.. pokoknya aku jemput nanti jam setengah enam" tanpa mempedulikan jawabanku ia menutup bingung kepalaku tambah pusing gimana kalau suamiku mengetahui hal ini, buru-buru kuambil VCD itu dan kubakar sampai tak bersisa. Malam itu seperti janjinya Pak Yonas datang kerumah untuk menjemputku, tapi aku menolak aku tak mau terjebak untuk yang kedua kali oleh laki-laki ini. Tapi kemudian ia mengancam akan menyebarkan VCD itu ke internet dan menyerahkannya ke suamiku, aku seperti makan buah simalakama. Akhirnya aku mau juga ikut dengannya, karena kupikir paling buruk ia meniduriku lagi walaupun ia hanya mengatakan untuk ditemani makan malam dengan temannya. Pak Yonas menyuruhku memakan gaun terseksi yang aku punya dan akupun melakukannya, gaun tanpa lengan warna ungu dengan bawahan yang menjuntai kelantai menutupi kakiku. Aku benar-benar sexy dan anggun malam itu seakan hendak mengikuti acara formal saja, gaun sebatas dada yang terpaksa menonjolkan belahan payudaraku melekat ketat membuat puting susku tergambar dengan jelas karena gaun seperti ini memang dirancang untuk tidak mengenakan . . . Saya ingin menceritakan kehidupan di masa lalu saya ketika baru tumbuh menjadi anak laki-laki. Saya hanya mampu mengingat kehidupan saya secara lebih lengkap sejak saya berumur 15 usia itu saya baru kelas 2 SMP di sebuah desa yang berada di pelosok, jauh dari keramaian dan kehidupan modern. Rumah saya hanya terbuat dari dinding anyaman bambu, lantai tanah dan letaknya terpencil di luar keluarga miskin, mungkin jika menurut ukuran pemerintah adalah keluarga yang hidup di bawah garis kemiskinan. Aku tinggal bersama emakku yang aku panggil simbok dan nenekku yang aku panggil mbah. Kami memang hanya bertiga. Mbok cerai dari Bapak sejak aku lulus SD. Aku tidak tahu apa penyebabnya, tetapi yang kurasa, Bapak pergi meninggalkan rumah dan sampai sekarang tidak tahu ingat Mbah kakung kakek meninggal waktu aku masih SD. Jadi hanya aku lah laki-laki dirumah itu, yang harus mengerjakan semua pekerjaan laki-laki. Sementara mbok mencari nafkah dengan memburuh tani bersama mbah. Keduanya masih umurku 15 tahun mbok masih umur 39 tahun dan mbah 55 tahun. Umur segitu kalau di kota besar masih tergolong belum tua, tapi di kampung sudah termasuk uzur. Namun kedua mereka dikaruniai badan yang langsing dan menurut istilah Jawa, singset. Mbokku mewarisi ibunya berbadan langsing. Meski kedua mereka sudah memasuki usia tua menurut ukuran kampung, tetapi tubuh bereka tidak bergelambir lemak, alias mereka biasa-biasa saja tidak terlalu cantik, tetapi juga tidak jelek. Biasa saja lah orang kampung, Cuma wajahnya bersih dari noda bekas jerawat. Sepengetahuanku mereka tidak terlalu repot menjaga tubuh dan wajah, karena makan hanya seadanya dan mandi juga biasa tidak pernah dilulur dan sebagainyaBaik mak maupun mbah, tumit kakinya kecil dan betisnya langsing. Ini menjadi perhatianku setelah aku dewasa dan mengenal ciri-ciri wanita yang pandai memuaskan melenceng sedikit. Kebiasaan di desa kami adalah setiap rumah mempunyai kamar mandi yang disebut sumur berada di luar rumah dan umumnya agak jauh di belakang rumah. Tidak jauh dari sumur terdapat tempat buang hajat besar. Sumur dan wc nayris tidak berdinding penghalang. Yang ada hanya bangunan lubang sumur yang bibirnya ditinggikan sekitar 1 meter, lalu tonggak-tonggak kayu untuk menggantung baju dan sekitar sumur dan wc ditumbuhi oleh tanaman rumpun sereh dan tanaman semak yang rimbun sehingga agak terlindung. Aku sebagai laki-laki selalu bertugas menimba dan mengisi air ke ember-ember untuk mandi, cuci piring dan cuci baju. Ritual mandi biasanya dilakukan pada pagi hari ketika mata hari mulai agak terang sekitar pukul 5 sejak kecil aku terbiasa mandi bersama orang tuaku. Tidak ada rasa malu, sehingga kalau kami mandi tidak memakai basahan, atau sarung. Kami mandi telanjang bulat. Mungkin bedanya kalau orang kota mandinya berdiri di bawah shower atau bergayung ria atau tiduran di bath tub. Kalau kami orang desa mandi biasanya jongkok.

cerita dewasa rona kehidupan